Lingkungan Pemukiman Berhama
Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberadaan hama – Hama permukiman adalah hewan atau mahluk hidup di sekitar manusia dan permukimannya yang dapat menimbulkan gangguan fisik dan psikis bagi penghuni rumah tangga. Keberadaan hewan tersebut mengakibatkan dampak kurang baik, kerugian dan gangguan bagi penghuni rumah. Hama pemukiman yang biasa ditemukan didaerah pemukiman adalah semut, kecoa, tikus, lalat, rayap, kutu dan sebagainya.
Disetiap negara memiliki ke-khasan masing – masing dalam permasalahan hama yang dialaminya. Sebagai contoh di Inggris tepatnya di daerah Carolina Utara, hama pemukiman yang biasa ditemui dan dominan adalah semut dan kecoa. Kemudian di negara bagian Amerika Serikat tepatnya didaerah New York, hama yang menjadi masalah utama adalah kecoa. Sedangkan di Indonesia sendiri hama yang menjadi permasalahan utama adalah cukup banyak yaitu kecoa, nyamuk, tikus, lalat dan rayap. Permasalahan hama – hama ini timbul dikarenakan lingkungan yang kotor, sisa makanan, sampah, genangan air dan selokan.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberadaan hama
Hama – hama memiliki karakteristik lingkungan sendiri dalam memilih lingkungan yang nyaman bagi mereka. Lalat umumnya betah pada tempat kotor seperti tempat sampah, karena lalat biasa berkembangbiak pada fesses, sampah, limbah buangan dan kotoran hewan. Pada tikus, lingkungan yang dapat menarik tikus adalah lingkungan dengan sampah tebuka. Lingkungan yang kotor dan kumuh lebih dapat ditemukan tikus dari pada lingkungan yang bersih dan tertata. Sedangkan hama kecoa betah hidup sama seperti hama – hama yang lain yaitu tempat yang kotor yang terdapat selulosa (seperti sampah – sampah pohon).
Sedangkan lokasi – lokasi favorit yang biasa menjadi lokasi favorit hama adalah kamar mandi, dapur, tempat sampah, selokan dan halaman rumah yang kotor. Keberadaan hama di rumah tersebut menyebabkan penghuni rumah melakukan pengendalian, yang biasanya menggunakan pestisida. Pestisida yang digunakan utamanya untuk mengendalikan nyamuk, semut, lalat, kecoa, tikus, dan rayap. Dengan permasalahan hama tersebut membuat penggunaan pestisida di setiap wilayah bahkan negara memiliki karakteristik juga dalam hal pemakaian pestisida. Sebagai contoh, di negara India pestisida untuk rumah tangga biasa digunakan untuk menangani permasalahan nyamuk dan semut. Di California Utara pestisida kebanyakan digunakan untuk menangani permasalah semut. Kemudian di Indonesia sendiri juga mengguanakan hal yang sama dalam menggunakan pestisida, namun keadaannya diperparah dengan penggunaanya yang tidak benar dan tidak tepat.
Kondisi lingkungan permukiman (fisik dan biologi) mempengaruhi keberadaan hama di rumah, sehingga mempengaruhi penggunaan pestisida rumah
tangga untuk mengendalikan hama. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor lingkungan dominan yang mempengaruhi munculnya hama di rumah, sehingga
dapat dilakukan upaya untuk menekan keberadaan hama, sehingga penggunaan pestisida oleh penghuni rumah berkurang.
Jasa Pengendalian Hama Profesional
Sebetulnya mengendalikan hama bukan hanya sekedar meracuninya begitu saja. Namun banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk menangani rayap terutama dinilai dari faktor lingkungan. Ada beberapa tahapan dalam usaha pembasmian hama yakni kita harus mengetahui dimana asal sumber serangan hama yang ada. Dengan mengetahui asalnya kita akan mendapatkan petunjuk tentang keberadaanya dan meningkatkan efektifitas pengendalian hama tersebut.
Sinttesis sebagai perusahaan yang bergerak dalam pengendalian hama, senantiasa terbuka bagi Anda yang ingin berkonsultasi terhadapa permasalahan hama disekitar Anda dan cara penanganannya. Hubungi di 081317751203 atau mengisi form konsultasi di halaman utama website Kami..
Baca Juga : Manfaat Menggunakan Pest Control
Percayakan Permasalahan Rayap Kepada Kami !
Pelayanan maksimal bersama sinttesis :
– Tenaga ahli dan teknisi yang berpengalaman.
– Komitmen dan berusaha menanggulangi masalah.
– Garansi disetiap pekerjaan.
– Dipercaya oleh banyak lembaga bergengsi maupun individu.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberadaan hama